Banyak sekali orang yang menanyakan kepada team kami mengenai bahan dari evaporator dan kondensor sebelum memutuskan mau beli unit AC yang mana.
Jujur awalnya kami sedikit kesulitan karena minimnya informasi yang tertera di informasi resmi seperti website official brand, sehingga kami harus menanyakan ke bagian pabrik atau team servis dari brand terkait.
Belakangan kami mulai melakukan riset dan menemukan dua bahan yang paling populer digunakan sebagai bahan baku dari evaporator dan kondensor yaitu tembaga dan alumunium.
Banyak orang yang sudah mengerti menggunakan AC sering menanyakan bahan evaporator dan kondensor karena memang ini bisa menjadi hidup dan matinya sebuah AC.
Dalam sebuah kasus, ada konsumen yang menggunakan AC baru selama 2 tahun mendadak AC nya menjadi tidak dingin. Panggil tukang servis dan melakukan pengisian freon.
Tidak lama berselang, freon kembali berkurang, panggil lagi tukang servis lalu ditemukan ternyata kebocorannya ada pada evaporator.
Sudah pernah dibahas di artikel kebocoran freon, bahwa kebocoran pada evaporator adalah termasuk yang paling kronis, karena merupakan ciri-ciri evaporatornya korosi atau berkarat.
Kalaupun dilas, maka akan bocor lagi beberapa bulan kemudian, jadi solusinya antara ganti seluruh evaporatornya atau ganti indoornya sekaligus.
Maka itu konsumen yang cerdas sudah tau hal ini dan berusaha mencari informasi terkait evaporator dan kondensor yang paling awet dan tahan lama itu berbahan apa.
Evaporator adalah saluran pipa yang ada di dalam AC bagian indoor. Kita tidak membahas banyak mengenai hal teknis disini, hanya saja penting bahwa evaporator ini berfungsi dengan baik.
Karena jika tidak maka baik Evaporator maupun kondensor bisa menyebabkan kebocoran freon dan membuat AC anda menjadi tidak dingin. Sedangkan kondensor adalah saluran pipa yang ada di dalam AC bagian outdoor.
Baik evaporator & kondensor menggunakan dua jenis bahan yang paling populer yaitu antara tembaga atau alumunium. Karena kedua bahan ini mempunyai daya tahan korosi yang terbaik dan kemampuan menyerap panas yang paling oke.
Sulit sekali mencari informasi mana yang lebih baik antara alumunium dan tembaga, kalaupun ditemukan informasi sering kali tidak objektif.
Supplier tembaga bilang tembaga lebih bagus dan lebih tahan korosi, sedangkan supplier alumunium juga menuding hal yang sama lebih tahan korosi dibanding tembaga.
Saat ini kami belum memegang data teknis dari pabrik yang dapat menyatakan secara fakta bahan mana yang lebih baik, maka kami berusaha menganalisa melalui beberapa pendekatan yang lebih masuk akal.
Kami mencoba membandingkan antara merk entry level (low-end) dengan premium (mid-end) berdasarkan bahan evaporator dan kondensornya.
Perbandingan Bahan Baku
Perbandingan Bahan Baku
Dari dua perbandingan diatas ditemukan pola kontradiktif antara penggunaan bahan dengan kualitas sebuah AC. Produk Low End seharusnya menggunakan bahan yang lebih murah dan berkualitas lebih rendah.
Jika memang tembaga lebih baik dari alumunium, atau sebaliknya, seharusnya ditemukan sebuah pola yang seragam. Sementara dari kedua brand ini menunjukkan kontradiktif atau berlawanan.
Melalui riset dengan brand lain juga tidak ditemukan pola yang sesuai
Brand LG dikenal menggunakan bahan yang premium untuk produk-produknya, terbukti dengan lineup AC nya yang full dengan inverter sehingga harganya menarget ke segmen mid-end.
Jika memang salah satu tembaga atau alumunium lebih buruk daripada yang lain, LG tidak mungkin menggunakan campuran bahan tersebut sebagai bahan baku produk AC nya.
Melalui pendekatan diatas dan keterbatasan data teknis, kami mengambil posisi netral, bukan sebagai supplier tembaga dan alumunium, dan mengambil kesimpulan bahwa kedua bahan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan satu sama lain yang tidak saling berkompetisi, namun lebih saling melengkapi.
Namun sebenarnya ada satu hal yang juga penting terkait dari bahan baku tersebut. Apakah itu ?
Debat antara alumunium vs tembaga ini terjadi karena problem korosi yang bisa menyebabkan evap atau kondensor rusak dan freon menjadi bocor. Jadi problem utamanya adalah korosi.
Ada zat yang dapat menjadi lapisan anti korosi. Zat yang menjadi lapisan anti korosi ini disebut sebagai teknologi Blue fin dan teknologi Gold Fin.
Biasanya digunakan untuk melapisi evaporator pada indoor, karena berfungsi selain sebagai anti korosi, juga sebagai anti jamur supaya evaporator tidak terkontaminasi jamur dan tidak berbau.
Salah satu yang sudah menggunakan teknologi bluefin adalah panasonic series si Biru tipe LN Series dan tipe PN Series.
Biasanya digunakan untuk melapisi kondensor pada outdoor, dan berfungsi sebagai anti korosi yang sangat kuat, karena dibutuhkan untuk melindungi gold fin dari udara ekstrem diluar ruangan.
Salah satu yang sudah menggunakan teknologi gold fin adalah AC Gree yang menggunakan lapisan gold fin untuk seluruh product lineupnya.
7 Shield adalah teknologi dari AC Sharp yang melindungi dari tujuh macam kendala yang terjadi dimana salah satunya adalah Shield anti karat. AC yang sudah dilengkapi teknologi 7 shield sudah dilapisi bahan dan cairan khusus sehingga lebih tahan terhadap karat.
Outdoor sudah didesain untuk bisa menghadapi hujan dan sinar matahari langsung dalam waktu yang cukup lama. Mulai dari desain casing, lalu desain pipa dalem (kondensor) yang juga biasanya sudah dilapisi anti karat, anti sinar seperti Gold Fin dan berbagai teknologi lainnya.
Bisa dibilang outdoor cukup efektif dalam pengamanan anti air, sehingga ketika melakukan pencucian outdoor AC pun, outdoor tidak perlu dicopot dari posisi awalnya, dan bisa langsung melakukan penyemprotan menggunakan selang tanpa perlu dibungkus apapun.
Beda dengan pencucian AC indoor yang harus menggunakan plastik pembungkus supaya bagian kelistrikan pada indoor AC tidak ikut kesiram atau akan terjadi kerusakan jika terkena air.
Struktur outdoor ini dibuat sedemikian rupa, karena memang pabrikan AC membuat produk outdoor ini untuk diletakkan di luar ruangan yang akan menghadapi perubahan cuaca yang lebih ekstrim dibandingkan di dalam rumah.